Putri Noong: Kue Kacamata Berwarna-Warni dari Singkong dengan Intipan Pisang

Putri Noong: Kue Kacamata Berwarna-Warni dari Singkong dengan Intipan Pisang – Dari sekian banyak jajanan tradisional Nusantara, Putri Noong menempati tempat istimewa berkat bentuknya yang unik dan warnanya yang menggoda. Kue ini dikenal juga dengan sebutan “kue kacamata”, karena potongan melintang kue menampilkan dua bulatan pisang di tengah yang menyerupai sepasang mata yang mengintip dari balik warna-warni singkong.

Nama “Putri Noong” sendiri berasal dari bahasa Sunda, di mana “noong” berarti “mengintip” atau “melihat diam-diam.” Filosofinya sederhana namun menarik — menggambarkan kecantikan dan rasa penasaran seorang putri yang mengintip dunia dari balik tabir. Dalam konteks kuliner, hal ini menjadi simbol bahwa meskipun tampil sederhana, kue ini menyimpan kejutan manis di dalamnya.

Kue tradisional ini berasal dari Jawa Barat, dan menjadi bagian penting dari warisan kuliner daerah yang kaya akan jajanan berbasis bahan alami seperti singkong, kelapa, dan pisang. Tak hanya digemari di daerah asalnya, kini Putri Noong juga mulai populer di berbagai daerah di Indonesia karena tampilannya yang cantik dan rasanya yang lembut, manis, serta menggugah selera.

Selain enak, kue ini juga mencerminkan kreativitas masyarakat lokal dalam mengolah bahan sederhana menjadi hidangan yang estetik dan bermakna. Singkong, yang dulu dianggap makanan rakyat biasa, di tangan kreatif para pembuat kue tradisional berubah menjadi camilan cantik yang layak disajikan dalam acara penting seperti hajatan, pengajian, hingga festival kuliner.


Bahan, Cara Membuat, dan Daya Tarik Kue “Kacamata”

Keistimewaan Putri Noong terletak pada kombinasi bahan yang sederhana namun menghasilkan tekstur dan rasa yang khas. Tidak ada bahan mahal atau teknik rumit yang diperlukan, hanya ketelatenan dan sentuhan cinta dalam setiap adonan.

1. Bahan Utama yang Menyatu Harmonis

Untuk membuat Putri Noong, bahan-bahan yang dibutuhkan adalah:

  • Singkong parut segar – sebagai bahan dasar, memberikan tekstur kenyal alami.
  • Pisang raja atau pisang kepok matang – untuk isiannya, memberi rasa manis lembut di tengah.
  • Kelapa parut muda – menambah cita rasa gurih dan aroma khas tropis.
  • Gula pasir dan sedikit garam – untuk menyeimbangkan rasa.
  • Pewarna alami atau pasta warna-warni – seperti hijau pandan, merah muda, dan kuning, yang membuat tampilannya cerah dan menarik.

Keunikan kue ini ada pada warna-warni lapisannya. Biasanya, setiap warna dilapisi satu per satu di sekitar pisang, sehingga saat kue dipotong, tampak seperti “mata” pisang yang dikelilingi lingkaran pelangi.

2. Proses Pembuatan yang Penuh Kesenian

Pembuatan Putri Noong memerlukan ketelitian agar hasilnya cantik dan tidak mudah hancur. Prosesnya dimulai dengan mencampur singkong parut, gula, kelapa, dan garam hingga rata. Setelah itu, adonan dibagi menjadi beberapa bagian sesuai jumlah warna yang diinginkan.

Selanjutnya, pisang diletakkan di tengah adonan warna pertama, kemudian dilapisi lagi dengan adonan warna berikutnya hingga seluruh pisang tertutup rapat. Adonan ini kemudian dibungkus dengan daun pisang — memberikan aroma khas dan kelembapan alami saat dikukus.

Setelah dikukus selama 20–30 menit, kue dibiarkan dingin sebelum dipotong melintang. Saat itu keajaiban visualnya muncul — potongan bundar dengan dua lingkaran pisang di tengah yang “mengintip” dari balik warna-warni singkong.

3. Cita Rasa dan Tekstur yang Menggoda Selera

Ketika digigit, Putri Noong menawarkan perpaduan sempurna antara kenyal, lembut, dan manis alami. Singkong memberikan tekstur padat namun empuk, sementara pisang di tengahnya menambah kelembutan dan aroma manis buah tropis.

Selain itu, penggunaan daun pisang saat mengukus menambah dimensi aroma alami yang tidak bisa ditiru oleh bahan modern. Kombinasi warna-warni cerah juga membuatnya sangat menarik di mata anak-anak dan tamu undangan.

Tak heran jika kue ini sering menjadi primadona di meja hidangan tradisional, terutama di acara kumpul keluarga atau pesta adat.


Makna Budaya dan Inovasi Modern dalam Putri Noong

Di balik tampilannya yang manis, Putri Noong juga mencerminkan kekayaan budaya dan nilai kebersamaan masyarakat Indonesia. Dalam tradisi Sunda, membuat kue seperti ini sering dilakukan bersama-sama, sebagai bagian dari kegiatan sosial dan kekeluargaan.

Proses membuat Putri Noong tidak hanya tentang menghasilkan makanan, tetapi juga tentang melestarikan tradisi gotong royong dan kebersamaan. Ibu-ibu di desa biasanya berkumpul, mengobrol, dan tertawa sambil menyiapkan bahan — suasana hangat yang kini mulai jarang ditemui di era modern.

Namun seiring waktu, Putri Noong juga mengalami berbagai inovasi agar tetap relevan di zaman sekarang. Beberapa pembuat kue kini mencoba versi modern dengan:

  • Mengganti pewarna sintetis dengan bahan alami seperti daun pandan, ubi ungu, atau bit.
  • Menambahkan keju atau cokelat di adonan singkong untuk menciptakan variasi rasa baru.
  • Menggunakan cetakan kecil berbentuk unik agar tampilannya lebih modern dan cocok untuk kafe atau toko oleh-oleh.

Beberapa restoran tradisional bahkan menyajikan Putri Noong dalam bentuk dessert plating kontemporer, lengkap dengan saus santan, krim kelapa, atau madu. Inovasi seperti ini membantu kue tradisional tetap hidup dan diminati oleh generasi muda.

Selain itu, kue ini juga semakin populer di media sosial berkat tampilannya yang fotogenik. Banyak food blogger yang membagikan resep dan foto Putri Noong dengan latar warna pastel atau rustic, menonjolkan kesan “vintage tropis” yang hangat dan menenangkan.


Kesimpulan

Putri Noong bukan sekadar kue tradisional, melainkan simbol kreativitas dan warisan budaya Indonesia. Dari bahan sederhana seperti singkong dan pisang, lahirlah karya kuliner yang tidak hanya lezat tetapi juga indah dipandang.

Setiap lapis warna menggambarkan keragaman dan keindahan budaya Nusantara, sementara pisang di tengah melambangkan inti dari kesederhanaan yang manis. Nama “Putri Noong” sendiri menjadi cermin bahwa di balik kesahajaan ada keindahan yang menunggu untuk ditemukan.

Kini, di tengah maraknya makanan modern dan cepat saji, kue seperti Putri Noong mengingatkan kita untuk tetap menghargai cita rasa lokal dan nilai-nilai kebersamaan. Dengan sedikit inovasi dan kreativitas, kue ini bisa terus bertahan dan bahkan bersaing di era digital.

Jadi, saat kamu menyantap sepotong Putri Noong, ingatlah bahwa di balik rasa manisnya tersimpan kisah panjang tentang tradisi, kebersamaan, dan kecintaan pada budaya Indonesia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top